Rabu, 18 April 2012

KIMIA ANALITIK INSTRUMEN (“KROMATOGRAFI”)


          
KIMIA ANALITIK INSTRUMEN
“KROMATOGRAFI”


4/5/2012
                                                                                                                  


DISUSUN OLEH :
                                                                                          
KELOMPOK 4
 1.A.SLAMET RIYADI                      (0611 3040 0289)
 2.FARADILLAH AYUNINGTYAS (0611 3040 0294)
 3.JAKA OKTASANOVA                  (0611 3040 0299)
 4.KIKI INDRINASTITI                     (0611 3040 0301)
 5.PUTRI PRATIWI                            (0611 3040 0306)


DOSEN PEMBIMBING : YOHANDRI BOW,S.T,M.S.








KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karna atas berkat rahmat nya kami dapat menyelesaikan makalah Kimia Analitik Instrumen dengan judul “Kromatografi Gas” dengan lancar. Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam  program belajar diperkuliahan . Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada :

·       Yth. Bapak  Yohandri Bow,S.T,M.S. selaku dosen pembimbing kami yang teah banyak memberikan arahan dan motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini

·       Tak lupa kepada keluarga dan kerabat dekat yang telah banyak membantu kami baik dukungan moril maupun materil

·       Serta teman-teman yang telah banyak membantu  dan memberi saran untuk perbaikan


Akhirnya kami selaku penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita khususnya bagi proses belajar dan mengajar. Tak lupa kami juga meminta saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini


Palembang,  Maret 2012



Tim Penulis


DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………..…………i
KATA PENGANTAR…………………………….………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….………..iii
BAB I : PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang……………………………..……..……………1
          1.2 Tujuan Penulisan ………………………………..……….…….1
          1.3 Manfaat Penulisan…………..………….…….………......…....2
          1.4 Metode penulisan……………………….….…………..………2
BAB II : PEMBAHASAN(ISI)
1.1     Pengertian Kromatografi secara umum …..…………………..3
1.2     Prinsip dasar Kromatografi …………………………………..…..3-4
1.3     Klasifikasi Kromatografi Secara Umum …………..……………...4-16
1.4     Aplikasi kromatografi………………………..…………….17-29
BAB III : PENUTUP
1.1   Kesimpulan……………………………..…….…………….20
1.2   Saran…………………...……………………….…..............20
1.3  Pertanyaan(terlampir)…………………………………..…21-23
1.4  Daftar pustaka………………………………………….……24
1.5   Lembar Pengesahan………………………………………….25



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Metoda yang terbaik dipilih untuk analisis adalah metoda yang selektif, diaman hanya analit saja yang dideteksi dan diukur. Namun sayangnya sampel yang masuk ke laboratorium tidak hanya mengandung analit saja, kadangkala analit yang akan di analisis berada didalam sampel dan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga analisis langsung tidak dapat dilakukan. Sampel haruslah diberi perlakuan untuk mengambil analit sebelum dianalisis, perlakuan atau proses ini disebut dengan pemisahan analitik.
Pada awalnya, pemisahan dilakukan dengan cara penambahan asam atau basa berkonsentrasi tinggi, dengan pemanasan hingga beberapa jam, dengan proses distilasi, dan dengan proses ekstraksi pelarut. Keselururhan proses membutuhkan waktu yang lama, dari beberapa jam hingga hari. Pemisahan yang membutuhkan waktu ini, sekarang digantikan oleh pemisahan kromatografi. Dengan kromatografi, sampel dipisahkan sedikit sehingga waktu yang diperlukan untuk analisis menjadi singkat. Oleh karena itulah penulis merasa perlu mengangkat tema “kromatografi” ini sebagai bahan pembelajaran atau pun sumber informasi bagi para pembaca mengenai pemisahan secara kromatografi dan sekaligus sebagai penyelesaian tugas dari dosen pembimbing mata kuliah kimia analitik instrumen. 
1.2              TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui Pengertian Dari Kromatografi.
2.      Mengetahui Klasifikasi beserta Prinsip Kerja Kromatografi
3.      Mengetahui manfaat penggunaan kromatografi

1.3              MANFAAT PENULISAN
1.      Dapat Mengetahui Pengertian Dari Kromatografi.
2.      Dapat Mengetahui Klasifikasi beserta Prinsip Kerja Kromatografi
3.      Dapat Mengetahui manfaat penggunaan kromatografi
1.4              METODE PENULISAN
1.      Studi pustaka :penyusunan karya tulis ini menggunakan sumber-sumber tertulis yaitu buku-buku sebagai acuan dalam mencari informasi penulisan.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kromatografi Secara Umum
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut
2.2 Prinsip dasar Kromatografi
            Kromatografi adalah teknik dimana komponen suatu campuran dipisahkan berdasarkan laju perpindahan komponen tersebut bergerak melalui fasa diam oleh fase gerak cair atau gas. Fasa diam adalah fasa yang tak bergerak, terletak didalam suatu kolom atau permukaan datar, sedangkan fasa bergerak adalah fasa yang bergerak melewati fasa diam dengan membawa analit.
Berdasarkan bentuk fasa diamnya, kromatografi terbagi menjadi :
  1. Planar
Disini fasa diam terletak pada pelat datar atau kertas berpori, fasa gerak bergerak melalui fasa diam oleh karena aksi kapiler atau karena gravitasi. Pada kromatografi kolom, fasa diam terletak didalam pipa kapiler dan fasa gerak bergerak melalui fasa diam karena tekanan atau karena gravitasi.
  1. Kolom
Kromatografi gas termasuk kedalam kromatografi kolom, analit diinjeksikan pada titik injeksi kemudian dibawa oleh fasa gerak menuju kolom yang terletak didalam sebuah oven yang dijaga temperaturnya.
Pemisahan terjadi didalam kolom, analit atau komponen yang lebih cepat menguap akan lebih cepat keluar mencapai detector, sedangkan komponen yang mempunyai titik uap lebih tinggi akan keluar lebih lambat dari kolom.

2.3  Klasifikasi Kromatografi Secara Umum
            Kromatografi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yakni :

1.      Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom digunakan untukdigunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut. Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi kolom adalah fase diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir elusi.
Gambar 2.3.1. Kolom kromatografi

2.       Kromatografi Kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa gerak (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Gambar 2.3.2 Contoh hasil kromatografi kertas pigmen


3.      Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis.

Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi yang reaktif. Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatu senyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni.
Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase gerak.
Kelebihannya disbanding kromatografi kertas adalah efisiensi pemisahan yang jauh lebih baik dikarenakan ukuran partikel pada fasa diam yang sangat kecil (halus). KLT sangat berguna pada bagian forensic, misalnya untuk pemisahan cat dalam serat, atau sisa darah pada serat tekstil.


Gambar 2.3.3 Contoh hasil kromatografi lapis tipis

4.      Kromatografi Gas
Kromatografi Gas adalah metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada jaman instrument dan elektronika yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Kromatografi gas adalah salah satu metode pemisahan kromatografi yang digunakan untuk memisahkan semua zat yang berbentuk uap/gas atau dapat diuapkan, tanpa mengalami penguraian dan menggunakan gas sebagai fase geraknya. Prinsip kerja dari metode kromatografi gas adalah dengan menyuntikkan contoh ke dalam ujung kolom kromatografi gas, lalu contoh tersebut diuapkan dan dielusi oleh gas inert yang digunakan sebagai fase geraknya. Ada beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Kelemahannya adalah tehnik ini terbatas untuk zat yang mudah menguap. Kromatografi gas lebih serius daripada pembatasan kelarutan pada kromatografi cair, secara keseluruhan memang demikian. Akan tetapi, jika kita ingat bahwa suhu sampai 400¬0C dapat dipakai pada kromatografi gas dan bahwa kromatografi dilakukan secara cepat untuk meminimumkan penguraian, pembatasan itu menjadi tidak begitu perlu. Disamping itu, pada KG, senyawa yang tak atsiri sering dapat dibah menjadi turunan yang lebih atsiri dan lebih stabil sebelum kromatografi.
Bagian-Bagian Kromatografi Gas adalah
1. Tangki gas pembawa : Gas bertindak sebagai fasa gerak disebut juga gas pembawa (carierr gas). Gas-gas pembawa yang biasa digunakan seperti helium, hidrogen (pembakaran) dan nitrogen (udara tekan). Helium digunakan bila detektornya TCD.
2. Alat pengatur tekanan (regulator), regulator digunakan unutk mengatur tekanan gas-gas yang digunakan. Selain itu, ada pengatur laju aliran gas (soap bubble flow rate meter). Bila karet ditekan akan muncul gelembung sabun, kemudian akan didorong oleh gas pembawa, sehingga gas pembawa dapat diukur kecepatan alirannya.
3. Injection port (tempat memasukkan cuplikan) adalah cabang unutk memasukkan cuplikan dengan cara penyuntikkan. Pada saat memasukkan cuplikan waktunya harus sesingkat mungkin. Suhu injection port harus lebih tinggi dari titik didih cuplikan (200c), kalau  suhunya rendah dan memasukkan cuplikan terlalu lambat maka pita elusinya lebar dan HETP besar. Biasanya volume cuplikan berkisar 1- 20µl
4. Kolom adalah tempat terjadinya proses pemisahan komponen-komponen cuplikan. Kolom ini ditempatkan di dalam oven bersuhu tinggi, sehingga komponen-komponen cuplikan tetap berupa uap. Jenis-jenis kolom sebagai berikut :
Kolom Kapiler, permukaan dalamnya dilapisi dengan zat cair fase diam.

   Sifat- sifat    zat cair (fase diam) yang diinginkan :
-  Sukar menguap ( titik didih 2000c)
-  Mempunyai kestabilan panas
-  Inert secara kimia
- Mempunyai sifat sebagai pelarut
 Kolom isian, biasanya mengandung zat padat pendukung (solid support).     Sifat-sifatnya zat padat pebdukung yang diinginkan.
5. Oven untuk memanaskan kolom pada suatu termostat. Suhu optimum yang digunakan tergantung pada :
- Titik didih cuplikan
- Tingakt pemisahan yang diinginkan, suhu kolom yang terlalu tinggi kurang baik karena jarak antara kurva elusi komponen yang satu dengan yang lainnya terlalu dekat sebaliknya bila suhu terlalu rendah jaraknya terlalu jauh.
6. Detektor adalah bagian unutk mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom. Detektor ini akan mengirimkan isyarat listrik ke alat pencatat (rekorder). Detektor pada alat kromatografi gas ada beberapa macam, di antaranya adalah :
1.FID ( Flame Ionisasion Detector )
Secara ringkas prinsip kerja FID adalah mula-mula dialirkan udara dan hidrogen maka akan timbul pembakaran yang menimbulakan energi. Energi akan mengionisasi komponen-komponen yang nantinya akan keluar dari kolom. Molekul-molekul kolom tersebut berubah menjadi ion. Ion-ion positif  akan tertarik ke elektroda negatif sehingga arus bertambah. Arus mengalir melalui tahanan dan menimbulkan selisih tegangan. Penurunan tegangan yang terjadi disalurkan melalui amplifier dan masuk ke dalam suatu rekorder (integrator). Bila suatu saat kromatografi gas menggunakan FID sebaiknya digunakan N2 sebagai gas pembawa.
2.      TCD
Detektor ini bekerja berdasarkan pada prinsip bahwa benda panas akan kehilangan laju yang bergantung pada susunan gas di sekitarnya. TCD biasanya terdiri atas suatu blok logam. Di dalam blok logam tersebut ditempatkan kawat hantar tipis yang berfungsi sebagai tahanan listrik dan merupakan dua tangan dari rangakaian jembetan weatstone (R1 dan R2). Bila ada komponen dari keluar dari kolom dan melalui kawat tahanan, maka suhu R1 dan R2 akan berubah, begitu pula tahanannya.
  1. Hal ini menyebabkan jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang dan menimbulkan isyarat listrik. Isyarat listrik tersebut akan diteruskan ke rekorder. Rekorder akan mencatat isyarat ini dalam bentuk kromatogram. Bila suatu alat kromatografi gas menggunakan TCD sebagai detector, sebaiknya digunakan He sebagai gas pembawa.
7. Rekorder ( alat pencatat yang berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat). Recorder yang banyak digunakan pada saat ini disebut integrator yang mempunyai fasilitas lebih lengkap daripada recorder biasa.
Analisa Kromatografi terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian penganalisa dan bagian pengendali. Bagian penganalisa biasanya diletakkan di lapangan dekat titik pengambilan sampel, sedangakn bagian pengendali sampel terletak jauh di ruang kontrol. Bagian analiser terdiri dari katup-katup : kolom dan detektor. Bagian kontrol terdiri dari pemrogram, perekam dari unit dan pembantu seperti pemilih jalur dan unit memori.
5.   Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain:
• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
• mudah melaksanakannya
• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
• Resolusi yang baik
• dapat digunakan bermacam-macam detektor
• Kolom dapat digunakan kembali
• mudah melakukan "sample recovery"

Komponen-komponen penting dari KCKT dapat dilihat pada Gambar. Diagram Blok KCKT berikut ini :

Gambar : Diagram Blok KCKT

1. Pompa (Pump)
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.

2. Injektor (injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi
b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.

3. Kolom (Column)
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30 cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography, IEC, Exclution Chromatography, EC)

4. Detektor (Detector) .
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain:
Detektor Fluorometer -Detektor Spektrofotometer Massa
Detektor lonisasi nyala -Detektor Refraksi lndeks
Detektor Elektrokimia -Detektor Reaksi Kimia

5. Pengolahan Data (Data Handling)
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk kromatogram pada rekorder. Suatu tipe Kromatogram dapat dilihat pada Gambar berikut ini
Gambar : kromatogram dari senyawa 5’ Nukleotida

Dari Gambar waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui /dihitung. Lni bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil secara kuantitatif.

6. Fasa gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah
satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable price)
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena prosedur pemumiannya kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari semua persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting.
 Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT yang menggunakan pompa bolak balik (reciprocating pump) sangat diperlukan terutama bila detektor tidak tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the data may be useless). Menghilangkan gas (degassing) juga sangat baik bila menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara (contoh : kolom berikatan dengan NH2).

Keuntungan KCKT
KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam banyak hal kedua teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan yang sama membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun pada KCKT zat-zat yang tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berarti KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan yang lebih besar bagi para analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi populer pada KCKT karena teknik ini dapat digunakan untuk menambah sensitivitas detektor UV Visibel yang umumnya digunakan.
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi cair
klasik, antara lain:
  1. Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai
  2. Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan rasa gerak pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
  3. Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga digunakan dalam KCKT.

  1. Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari jenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
  2. Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak bisa dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
  3. Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT tidak   menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan setelah melewati detector. Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untuk kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.








2.4. Aplikasi Kromatografi

Ø  Kromatografi Gas
Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidang nya adalah
a. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGC dipakai untuk menetukan Alkil-AlkilTimbal, Hidrokarbon, aldehid, ketonSO , H S, dan beberapa oksida dari nitrogen dan lain-lain.
b. klinik
Di klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik seperti :asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin
c. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan mesin-mesin sintesis
d. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen,  jeruksitrat, dan lain-lain
e. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuan atau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dan lain-lain
f. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, danfosfor
g. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasil dari  gas-gas hidrokarbon yang ringan
h. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasil baru dalam pengamatan metabolism dalam zat-zat alir biologi
i. Bidang kimia/ penelitianDigunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.
Ø  Aplikasi kromatografi lapis tipis

Kromatografi Lapis Tapis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. Kromatografi Lapis Tipis juga dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Selain itu juga, kromatografi lapis tipis sangat  berguna untuk pada bagian forensic, misalnya untuk pemisahan cat dalam serat, atau sisa darah pada serat tekstil.

Ø  Aplikasi Kromatografi Kolom
                        Kromatografi kolom dapat digunakan untuk memisahkan multikomponen   seperti pemisahan asam amino. Kolomnya diisi dengan bahan seperti             alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengana dsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga             sampel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa gerak; pembawa)   ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung di            pelarut yang turun kebawah (fasa gerak) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben       (fasa diam).Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan             berulang-ulang. Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan.
Ø  Aplikasi Kromtografi Kertas
                  Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan            mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah    kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan keujung kertas    yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan       kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa gerak (pelarut) dapat saja beragam.         Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
                        Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan          sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam           amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin di distilasi),            pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir       abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita    sangat baik bagi mereka

BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
1.      Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
2.      Kromatografi pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu kromatografi gas dan kromatografi cair. Dimana keduanya memiliki klasifikasi lagi.
3.      Manfaat kromatografi adalah untuk mempermudah pemisahan komponen pada suatu campuran tanpa memerlukan yang yang lama seperti pada saat pemisahan analitik.

3.2 SARAN
Untuk melakukan pemisahan campuran sebaiknya menggunakan kromatografi, karena sampel dapat dipisahkan, dikumpulkan, baru kemudian dideteksi dan diukur sehingga dapat mengefisiensikan waktu. Sehingga cara ini lebih baik jika dibandingkan dengan pemisahan secara analitik.

LAMPIRAN I
WAKTU PRESENTASI        :
            HARI/TANGGAL     : SENIN / 26 MARET 2012
MODERATOR                      : FITRIE CANTATE SIMANGUNSONG
  1. Penanya : Andini Permata Sari
Pertanyaan      : Jelaskan prinsip kerja kromatografi kolom dan juga jelaskan perbedaan  antara kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis ?
Jawaban          : Prinsip kerja kromatografi kolom yakni sampel yang akan dipisahkan dilarutkan dulu dalam pelarut, kemudian diletakkan di bagian atas kolom yang telah diisi oleh fasa diam. Kemudian fasa gerak yang sudah disiapkan dialirkan pelan – pelan dan dibiarkan mengalir melalui kolom sampai pelarut habis. Fasa gerak akan membawa campuran komponen ke bawah, sehingga di dalam kolom terjadi kesetimbangan dinamis antara komponen teradsorbsi pada fasa diam dengan komponen yang terlarut dalam fasa gerak. Maka fasa gerak akan mengalir ke bawah.
Tetapan kesetimbangan disebut koefesien terdistribusi, dimana setiap komponen mempunyai koefisien distribusi yang berbeda, sehingga kecepatan migrasinya juga berbeda. Perbedaan kecepatan migrasi menyebabkan terjadinya pemisahan komponen dalam campuran. Komponen yang terpisah merupakan pita – pita dalam fasa diam, dan masing – masing pita didorong keluar kolom dengan penambahan fasa gerak, ditampung, dipisahkan dan diidentifikasi.
Perbedaan kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Pada kromatografi kertas fase gerak nya berupa cairan (liquid) dan fase diam nya juga berupa liquid tetapi medianya berupa kertas 2-D yang terbuat dari air dan selulosa.
Pada kromatografi lapis tipis, fase gerak dan fase diamnya berupa liquid, tetapi medianya berupa kaca yang dibasahi dengan liquid ( silica gel, alumina, selulosa)

  1. Penanya : Agung Pratomo Nugroho
Pertanyaan      : Pada kromatografi cair kinerja tinggi, apakah bisa tidak digunakan resistansi time? Dan juga sebutkan apilikasi kromatografi cair kinerja tinggi dalam lingkungan ?
Jawaban          : Pada kromatografi cair kinerja tinggi resistansi time harus dipergunakan, karena resistansi time itu sendiri merupakan waktu yang dibutuhkan senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detector. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel yang diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak maksimum. Aplikasi kromatografi cair kinerja tinggi dalam lingkungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa zat-zat yang terkandung pada hujan asam, seperti H2SO4 dan HNO3



LAMPIRAN II
WAKTU PRESENTASI        :
            HARI/TANGGAL     : SENIN / 2 APRIL 2012
MODERATOR                      : FITRIE CANTATE SIMANGUNSONG
  1. Penanya : Dedek Okta Wijaya
Pertanyaan      : Bagaimana prinsip kerja dari kromatografi dalam pengaplikasiannya dalam polusi udara?
Jawaban          : kromatografi gas disini berfungsi sebagai alat yang sangat efisien dalam memisahkan udara dari zat-zat pengotor atau udara kotor. Daya pemisahan ini digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC yang menjadi alat yang sangat ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor seperti Alkil-AlkilTimbal, Hidrokarbon, aldehid, ketonSO , H S, dan beberapa oksida dari nitrogen dan lain-lain.
  1. Penanya : Rahmat Fauzan
Pertanyaan      : Mengapa pada kromatogari gas, gas pembawa harus disesuaikan dengan kolom?
Jawaban          : sebenarnya, gas pembawa itu harus disesuaikan dengan detector, bukan dengan kolom. Karena kolom pada kromatografi hanay merupakan tempat sampel dalam proses pemisahan. Sementara detectorlah yang merupakan bagian pelaksana proses pemosahan tersebut. Gas pembawa harus disesuaikan dengan detector, karena detector memiliki daya sensitivitas yang berbeda-beda. Misalnya detector FID yang sebaiknya menggunakan gas N2 san gas tekan sebagai gas pembawa, dan detector TDC sebaiknya digunakan gas He dan gas tekan sebagai gas pembawanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar