KIMIA
ANALITIK INSTRUMEN
“KROMATOGRAFI”
4/5/2012
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
4
1.A.SLAMET RIYADI (0611 3040 0289)
2.FARADILLAH
AYUNINGTYAS (0611 3040 0294)
3.JAKA OKTASANOVA (0611 3040 0299)
3.JAKA OKTASANOVA (0611 3040 0299)
4.KIKI INDRINASTITI (0611 3040 0301)
5.PUTRI PRATIWI (0611 3040 0306)
DOSEN PEMBIMBING : YOHANDRI
BOW,S.T,M.S.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan yang Maha Kuasa karna atas berkat rahmat nya kami dapat
menyelesaikan makalah Kimia Analitik Instrumen dengan judul “Kromatografi Gas”
dengan lancar. Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat
dalam program belajar diperkuliahan .
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada :
· Yth. Bapak Yohandri
Bow,S.T,M.S. selaku dosen pembimbing kami yang teah banyak memberikan arahan
dan motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini
· Tak lupa kepada keluarga dan kerabat dekat yang telah
banyak membantu kami baik dukungan moril maupun materil
· Serta teman-teman yang telah banyak membantu dan memberi saran untuk perbaikan
Akhirnya kami selaku penulis
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita khususnya bagi proses
belajar dan mengajar. Tak lupa kami juga meminta saran dan kritik dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini
Palembang, Maret 2012
Tim Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………..…………i
KATA PENGANTAR…………………………….………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….………..iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………..……..……………1
1.2
Tujuan Penulisan ………………………………..……….…….1
1.3
Manfaat Penulisan…………..………….…….………......…....2
1.4
Metode penulisan……………………….….…………..………2
BAB II : PEMBAHASAN(ISI)
1.1 Pengertian
Kromatografi secara umum …..…………………..3
1.2 Prinsip dasar Kromatografi …………………………………..…..3-4
1.3 Klasifikasi
Kromatografi Secara Umum …………..……………...4-16
1.4 Aplikasi
kromatografi………………………..…………….17-29
BAB III : PENUTUP
1.1 Kesimpulan……………………………..…….…………….20
1.2 Saran…………………...……………………….…..............20
1.3 Pertanyaan(terlampir)…………………………………..…21-23
1.4
Daftar pustaka………………………………………….……24
1.5
Lembar
Pengesahan………………………………………….25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Metoda yang terbaik dipilih untuk analisis adalah metoda yang
selektif, diaman hanya analit saja yang dideteksi dan diukur. Namun sayangnya
sampel yang masuk ke laboratorium tidak hanya mengandung analit saja,
kadangkala analit yang akan di analisis berada didalam sampel dan dalam jumlah
yang sangat kecil sehingga analisis langsung tidak dapat dilakukan. Sampel
haruslah diberi perlakuan untuk mengambil analit sebelum dianalisis, perlakuan
atau proses ini disebut dengan pemisahan analitik.
Pada awalnya, pemisahan dilakukan dengan cara penambahan asam
atau basa berkonsentrasi tinggi, dengan pemanasan hingga beberapa jam, dengan
proses distilasi, dan dengan proses ekstraksi pelarut. Keselururhan proses
membutuhkan waktu yang lama, dari beberapa jam hingga hari. Pemisahan yang
membutuhkan waktu ini, sekarang digantikan oleh pemisahan kromatografi. Dengan
kromatografi, sampel dipisahkan sedikit sehingga waktu yang diperlukan untuk
analisis menjadi singkat. Oleh karena itulah penulis merasa perlu mengangkat
tema “kromatografi” ini sebagai bahan pembelajaran atau pun sumber informasi
bagi para pembaca mengenai pemisahan secara kromatografi dan sekaligus sebagai
penyelesaian tugas dari dosen pembimbing mata kuliah kimia analitik
instrumen.
1.2
TUJUAN
PENULISAN
1.
Mengetahui Pengertian Dari Kromatografi.
2.
Mengetahui Klasifikasi beserta Prinsip Kerja
Kromatografi
3.
Mengetahui manfaat penggunaan kromatografi
1.3
MANFAAT
PENULISAN
1.
Dapat Mengetahui Pengertian Dari Kromatografi.
2.
Dapat Mengetahui Klasifikasi beserta Prinsip Kerja
Kromatografi
3.
Dapat Mengetahui manfaat penggunaan kromatografi
1.4
METODE
PENULISAN
1.
Studi
pustaka :penyusunan karya tulis ini menggunakan sumber-sumber tertulis yaitu
buku-buku sebagai acuan dalam mencari informasi penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kromatografi Secara Umum
Kromatografi adalah suatu teknik
pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.Molekul yang
terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak
lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam
tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom,
komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan
untuk analisis lebih lanjut
2.2 Prinsip dasar Kromatografi
Kromatografi adalah teknik dimana
komponen suatu campuran dipisahkan berdasarkan laju perpindahan komponen
tersebut bergerak melalui fasa diam oleh fase gerak cair atau gas. Fasa diam
adalah fasa yang tak bergerak, terletak didalam suatu kolom atau permukaan
datar, sedangkan fasa bergerak adalah fasa yang bergerak melewati fasa diam
dengan membawa analit.
Berdasarkan
bentuk fasa diamnya, kromatografi terbagi menjadi :
- Planar
Disini fasa diam terletak pada
pelat datar atau kertas berpori, fasa gerak bergerak melalui fasa diam oleh
karena aksi kapiler atau karena gravitasi. Pada kromatografi kolom, fasa diam
terletak didalam pipa kapiler dan fasa gerak bergerak melalui fasa diam karena
tekanan atau karena gravitasi.
- Kolom
Kromatografi gas termasuk kedalam
kromatografi kolom, analit diinjeksikan pada titik injeksi kemudian dibawa oleh
fasa gerak menuju kolom yang terletak didalam sebuah oven yang dijaga
temperaturnya.
Pemisahan terjadi didalam kolom,
analit atau komponen yang lebih cepat menguap akan lebih cepat keluar mencapai
detector, sedangkan komponen yang mempunyai titik uap lebih tinggi akan keluar
lebih lambat dari kolom.
2.3 Klasifikasi Kromatografi
Secara Umum
Kromatografi
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yakni :
1. Kromatografi
Kolom
Kromatografi
kolom digunakan untukdigunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. Kolom
yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti
selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak
berupa pelarut. Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian
atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap
senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan sekaligus
ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda
dengan senyawa lainnya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi kolom adalah fase diam yang
digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan panjang
kolom), kecepatan alir elusi.
Gambar 2.3.1. Kolom
kromatografi
2. Kromatografi
Kertas
Mekanisme
pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada
kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring,
yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam
pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa gerak (pelarut) dapat saja beragam. Air,
etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi
kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan
sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Gambar 2.3.2 Contoh
hasil kromatografi kertas pigmen
3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
KLT
merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap
maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang
hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan untuk menentukan
eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala
kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan
senyawa yang dianalisis.
Sebagai
fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau
pereaksi yang reaktif. Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah
nilai Rf, nilai Rf berguna untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatu
senyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni.
Nilai Rf
didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada
permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase
gerak.
Kelebihannya
disbanding kromatografi kertas adalah efisiensi pemisahan yang jauh lebih baik
dikarenakan ukuran partikel pada fasa diam yang sangat kecil (halus). KLT
sangat berguna pada bagian forensic, misalnya untuk pemisahan cat dalam serat,
atau sisa darah pada serat tekstil.
Gambar
2.3.3 Contoh hasil kromatografi lapis tipis
4. Kromatografi Gas
Kromatografi
Gas adalah metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada jaman instrument
dan elektronika yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun.
Kromatografi gas adalah salah satu metode pemisahan kromatografi yang digunakan
untuk memisahkan semua zat yang berbentuk uap/gas atau dapat diuapkan, tanpa
mengalami penguraian dan menggunakan gas sebagai fase geraknya. Prinsip kerja
dari metode kromatografi gas adalah dengan menyuntikkan contoh ke dalam ujung
kolom kromatografi gas, lalu contoh tersebut diuapkan dan dielusi oleh gas
inert yang digunakan sebagai fase geraknya. Ada beberapa kelebihan kromatografi
gas, diantaranya kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan
efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah,
demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat,
sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas
dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam
dan zat-zat terlarut. Kelemahannya adalah tehnik ini terbatas untuk zat yang
mudah menguap. Kromatografi gas lebih serius daripada pembatasan kelarutan pada
kromatografi cair, secara keseluruhan memang demikian. Akan tetapi, jika kita
ingat bahwa suhu sampai 400¬0C dapat dipakai pada kromatografi gas dan bahwa
kromatografi dilakukan secara cepat untuk meminimumkan penguraian, pembatasan
itu menjadi tidak begitu perlu. Disamping itu, pada KG, senyawa yang tak atsiri
sering dapat dibah menjadi turunan yang lebih atsiri dan lebih stabil sebelum
kromatografi.
Bagian-Bagian Kromatografi Gas
adalah
1. Tangki gas pembawa : Gas bertindak
sebagai fasa gerak disebut juga gas pembawa (carierr gas). Gas-gas pembawa yang
biasa digunakan seperti helium, hidrogen (pembakaran) dan nitrogen (udara
tekan). Helium digunakan bila detektornya TCD.
2. Alat pengatur tekanan (regulator),
regulator digunakan unutk mengatur tekanan gas-gas yang digunakan. Selain itu,
ada pengatur laju aliran gas (soap bubble flow rate meter). Bila karet ditekan
akan muncul gelembung sabun, kemudian akan didorong oleh gas pembawa, sehingga
gas pembawa dapat diukur kecepatan alirannya.
3. Injection port (tempat memasukkan
cuplikan) adalah cabang unutk memasukkan cuplikan dengan cara penyuntikkan.
Pada saat memasukkan cuplikan waktunya harus sesingkat mungkin. Suhu injection
port harus lebih tinggi dari titik didih cuplikan (200c),
kalau suhunya rendah dan memasukkan cuplikan terlalu lambat maka
pita elusinya lebar dan HETP besar. Biasanya volume cuplikan berkisar 1- 20µl
4. Kolom adalah tempat terjadinya
proses pemisahan komponen-komponen cuplikan. Kolom ini ditempatkan di dalam
oven bersuhu tinggi, sehingga komponen-komponen cuplikan tetap berupa uap.
Jenis-jenis kolom sebagai berikut :
Kolom Kapiler, permukaan dalamnya dilapisi dengan zat cair fase diam.
Sifat- sifat zat cair (fase diam) yang
diinginkan :
- Sukar menguap ( titik didih 2000c)
- Mempunyai kestabilan panas
- Inert secara kimia
- Mempunyai sifat sebagai pelarut
Kolom isian, biasanya mengandung zat padat
pendukung (solid support). Sifat-sifatnya zat padat pebdukung yang diinginkan.
5. Oven untuk memanaskan kolom pada
suatu termostat. Suhu optimum yang digunakan tergantung pada :
- Titik didih cuplikan
- Tingakt pemisahan yang diinginkan, suhu kolom yang terlalu tinggi kurang
baik karena jarak antara kurva elusi komponen yang satu dengan yang lainnya
terlalu dekat sebaliknya bila suhu terlalu rendah jaraknya terlalu jauh.
6. Detektor adalah bagian unutk
mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom. Detektor ini akan
mengirimkan isyarat listrik ke alat pencatat (rekorder). Detektor pada alat kromatografi gas ada beberapa macam, di antaranya adalah
:
1.FID ( Flame Ionisasion Detector )
Secara ringkas prinsip kerja FID adalah mula-mula dialirkan udara dan
hidrogen maka akan timbul pembakaran yang menimbulakan energi. Energi akan
mengionisasi komponen-komponen yang nantinya akan keluar dari kolom.
Molekul-molekul kolom tersebut berubah menjadi ion. Ion-ion positif akan
tertarik ke elektroda negatif sehingga arus bertambah. Arus mengalir melalui
tahanan dan menimbulkan selisih tegangan. Penurunan tegangan yang terjadi
disalurkan melalui amplifier dan masuk ke dalam suatu rekorder (integrator).
Bila suatu saat kromatografi gas menggunakan FID sebaiknya digunakan N2 sebagai
gas pembawa.
2.
TCD
Detektor ini bekerja berdasarkan pada prinsip bahwa benda panas akan
kehilangan laju yang bergantung pada susunan gas di sekitarnya. TCD biasanya
terdiri atas suatu blok logam. Di dalam blok logam tersebut ditempatkan kawat
hantar tipis yang berfungsi sebagai tahanan listrik dan merupakan dua tangan
dari rangakaian jembetan weatstone (R1 dan R2). Bila ada komponen dari keluar
dari kolom dan melalui kawat tahanan, maka suhu R1 dan R2 akan berubah, begitu
pula tahanannya.
- Hal ini menyebabkan jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang dan
menimbulkan isyarat listrik. Isyarat listrik tersebut akan diteruskan ke
rekorder. Rekorder akan mencatat isyarat ini dalam bentuk kromatogram.
Bila suatu alat kromatografi gas menggunakan TCD sebagai detector,
sebaiknya digunakan He sebagai gas pembawa.
7. Rekorder ( alat pencatat yang
berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat). Recorder yang banyak digunakan pada
saat ini disebut integrator yang mempunyai fasilitas lebih lengkap daripada
recorder biasa.
Analisa
Kromatografi terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian penganalisa dan bagian
pengendali. Bagian penganalisa biasanya diletakkan di lapangan dekat titik
pengambilan sampel, sedangakn bagian pengendali sampel terletak jauh di ruang
kontrol. Bagian analiser terdiri dari
katup-katup : kolom dan detektor. Bagian kontrol terdiri dari pemrogram,
perekam dari unit dan pembantu seperti pemilih jalur dan unit memori.
5. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT
termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa
gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak
kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan itu
antara lain:
• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
• mudah melaksanakannya
• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan
yang dianalisis
• Resolusi yang baik
• dapat digunakan bermacam-macam detektor
• Kolom dapat digunakan kembali
• mudah melakukan "sample recovery"
Komponen-komponen penting dari
KCKT dapat dilihat pada Gambar. Diagram Blok KCKT berikut ini :
Gambar : Diagram Blok KCKT
1. Pompa (Pump)
Fase
gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom. Ada dua tipe
pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan
konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating menghasilkan
suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan
peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base
line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran.
Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe
memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.
2. Injektor (injector)
Sampel
yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang
minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar
injektor yang dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada
kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa
digunakan karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi
b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang
digunakan pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja
sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua
pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak
(akibat jarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi
volume lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan
menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan
secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja
atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.
3. Kolom (Column)
Kolom
adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung
pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom
tergantung pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang
yang digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30
cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau
lebih besar dan panjang kolom 25 -100 cm.
Kolom
umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada temperatur
kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk
kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom tergantung
pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid Chromatography, LSC; Liquid Liquid
Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography, IEC, Exclution
Chromatography, EC)
4. Detektor (Detector) .
Suatu
detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom
(analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).Detektor
yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah,
kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa.
Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat
diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Detektor
KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang
dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas.
Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi
eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV.
Detektor-detektor lainnya antara lain:
Detektor Fluorometer
-Detektor Spektrofotometer Massa
Detektor lonisasi nyala
-Detektor Refraksi lndeks
Detektor Elektrokimia
-Detektor Reaksi Kimia
5. Pengolahan Data (Data
Handling)
Hasil
dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk kromatogram pada
rekorder. Suatu tipe Kromatogram dapat dilihat pada Gambar berikut ini
Gambar
: kromatogram dari senyawa 5’ Nukleotida
Dari Gambar waktu retensi
dan volume retensi dapat diketahui /dihitung. Lni bisa digunakan untuk
mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bila kondisi kerja dapat
dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau proporsional dengan
konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil secara kuantitatif.
6. Fasa gerak
Di
dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah
satu dari variabel yang
mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada solven yang
digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu
rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah
(reasonable price)
Umumnya,
semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena prosedur pemumiannya
kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari semua persyaratan di atas,
persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting.
Menghilangkan gas (gelembung udara) dari
solven, terutama untuk KCKT yang menggunakan pompa bolak balik (reciprocating
pump) sangat diperlukan terutama bila detektor tidak tahan kinerja sampai 100
psi. Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang
besar di dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the
data may be useless). Menghilangkan gas (degassing) juga sangat baik bila
menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara (contoh : kolom berikatan
dengan NH2).
Keuntungan KCKT
KCKT
dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam banyak hal kedua
teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan yang sama
membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun pada KCKT zat-zat yang
tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan
atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berarti
KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan yang lebih besar bagi para
analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi populer pada KCKT karena teknik
ini dapat digunakan untuk menambah sensitivitas detektor UV Visibel yang
umumnya digunakan.
KCKT
menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi cair
klasik, antara lain:
- Cepat:
Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat
diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit
(uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai
- Resolusi
: Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana
interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit
berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan
rasa diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa
diam dan rasa gerak pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai
pemisahan yang diinginkan.
- Sensitivitas
detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam KCKT dapat
mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam- macam
zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi
jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti
Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga
digunakan dalam KCKT.
- Kolom
yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi
klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis
yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari jenis sampel yang
diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
- Ideal
untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak bisa
dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi
untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan penukar
ion ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
- Mudah
rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT
tidak menyebabkan destruktif
(kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen
sampel tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan setelah melewati detector.
Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untuk kromatografi
penukar ion memerlukan prosedur khusus.
2.4. Aplikasi Kromatografi
Ø Kromatografi Gas
Kromatografi
gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai bidang.
Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang
digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan.
Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidang nya adalah
a. Polusi udara
Kromatografi
gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan dengan
daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk
menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGC dipakai
untuk menetukan Alkil-AlkilTimbal, Hidrokarbon, aldehid, ketonSO , H S, dan
beberapa oksida dari nitrogen dan lain-lain.
Di
klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam
klinik seperti :asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam
lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate,
dan vitamin
c. Bahan-bahan
pelapis
Digunakan
untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan mesin-mesin
sintesis
d. Minyak atsiri
Digunakan
untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen, jeruksitrat, dan lain-lain
e. Bahan makanan
Digunakan
dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuan atau pencampuran, kontaminasi
dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai untuk
menguji jus, aspirin, kopi dan lain-lain
f. Sisa-sisa
peptisida
KGC
dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa
peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen,
danfosfor
g. Perminyakan
Kromatografi
gas dapat digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan
h. Bidang
farmasi dan obat-obatan
Kromatografi
gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasil baru dalam
pengamatan metabolism dalam zat-zat alir biologi
i. Bidang kimia/
penelitianDigunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian
hasil.
Ø Aplikasi kromatografi lapis tipis
Kromatografi Lapis Tapis dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat.
Kromatografi Lapis Tipis juga dapat digunakan untuk menentukan eluen pada
analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Selain
itu juga, kromatografi lapis tipis sangat
berguna untuk pada bagian forensic, misalnya untuk pemisahan cat dalam
serat, atau sisa darah pada serat tekstil.
Ø
Aplikasi
Kromatografi Kolom
Kromatografi
kolom dapat digunakan untuk memisahkan multikomponen seperti pemisahan asam amino.
Kolomnya diisi dengan bahan seperti alumina,
silika gel atau pati yang dicampur dengana dsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan
kedalam kolom dari atas sehingga sampel
diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa gerak; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom.
Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut
yang turun kebawah (fasa gerak) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa diam).Selama perjalanan turun, zat
terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan berulang-ulang.
Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan.
Ø Aplikasi Kromtografi Kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas
prinsipnya sama dengan mekanisme
pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang
akan dianalisis ditotolkan keujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah.
Fasa gerak (pelarut) dapat saja beragam. Air,
etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi
kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino
memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak
mungkin di distilasi), pemisahan
asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan
kromatografi kertas merupakan berita sangat
baik bagi mereka
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.
Kromatografi
adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase
gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
larutan.
2.
Kromatografi pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
kromatografi gas dan kromatografi cair. Dimana keduanya memiliki klasifikasi
lagi.
3.
Manfaat kromatografi adalah untuk mempermudah pemisahan komponen pada
suatu campuran tanpa memerlukan yang yang lama seperti pada saat pemisahan
analitik.
3.2 SARAN
Untuk melakukan pemisahan
campuran sebaiknya menggunakan kromatografi, karena sampel dapat dipisahkan,
dikumpulkan, baru kemudian dideteksi dan diukur sehingga dapat mengefisiensikan
waktu. Sehingga cara ini lebih baik jika dibandingkan dengan pemisahan secara
analitik.
LAMPIRAN I
WAKTU PRESENTASI :
HARI/TANGGAL : SENIN / 26 MARET 2012
MODERATOR : FITRIE CANTATE SIMANGUNSONG
- Penanya
: Andini Permata Sari
Pertanyaan :
Jelaskan prinsip kerja kromatografi kolom dan juga jelaskan perbedaan antara kromatografi kertas dan kromatografi
lapis tipis ?
Jawaban : Prinsip kerja
kromatografi kolom yakni sampel yang akan dipisahkan dilarutkan dulu dalam
pelarut, kemudian diletakkan di bagian atas kolom yang telah diisi oleh fasa
diam. Kemudian fasa gerak yang sudah disiapkan dialirkan pelan – pelan dan
dibiarkan mengalir melalui kolom sampai pelarut habis. Fasa gerak akan membawa
campuran komponen ke bawah, sehingga di dalam kolom terjadi kesetimbangan
dinamis antara komponen teradsorbsi pada fasa diam dengan komponen yang
terlarut dalam fasa gerak. Maka fasa gerak akan mengalir ke bawah.
Tetapan
kesetimbangan disebut koefesien terdistribusi, dimana setiap komponen mempunyai
koefisien distribusi yang berbeda, sehingga kecepatan migrasinya juga berbeda.
Perbedaan kecepatan migrasi menyebabkan terjadinya pemisahan komponen dalam
campuran. Komponen yang terpisah merupakan pita – pita dalam fasa diam, dan
masing – masing pita didorong keluar kolom dengan penambahan fasa gerak,
ditampung, dipisahkan dan diidentifikasi.
Perbedaan
kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Pada kromatografi kertas fase
gerak nya berupa cairan (liquid) dan fase diam nya juga berupa liquid tetapi
medianya berupa kertas 2-D yang terbuat dari air dan selulosa.
Pada
kromatografi lapis tipis, fase gerak dan fase diamnya berupa liquid, tetapi
medianya berupa kaca yang dibasahi dengan liquid ( silica gel, alumina,
selulosa)
- Penanya
: Agung Pratomo Nugroho
Pertanyaan :
Pada kromatografi cair kinerja tinggi, apakah bisa tidak digunakan resistansi
time? Dan juga sebutkan apilikasi kromatografi cair kinerja tinggi dalam
lingkungan ?
Jawaban :
Pada kromatografi cair kinerja tinggi resistansi time harus dipergunakan,
karena resistansi time itu sendiri merupakan waktu yang dibutuhkan senyawa
untuk bergerak melalui kolom menuju detector. Waktu retensi diukur berdasarkan
waktu dimana sampel yang diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian
puncak maksimum. Aplikasi kromatografi cair kinerja tinggi dalam lingkungan
yaitu dapat digunakan untuk menganalisa zat-zat yang terkandung pada hujan
asam, seperti H2SO4 dan HNO3
LAMPIRAN II
WAKTU PRESENTASI :
HARI/TANGGAL : SENIN / 2 APRIL 2012
MODERATOR : FITRIE CANTATE SIMANGUNSONG
- Penanya
: Dedek Okta Wijaya
Pertanyaan :
Bagaimana prinsip kerja dari kromatografi dalam pengaplikasiannya dalam polusi
udara?
Jawaban :
kromatografi gas disini berfungsi sebagai alat yang sangat efisien dalam
memisahkan udara dari zat-zat pengotor atau udara kotor. Daya pemisahan ini
digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC yang menjadi
alat yang sangat ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam
udara yang kotor seperti Alkil-AlkilTimbal, Hidrokarbon, aldehid, ketonSO , H
S, dan beberapa oksida dari nitrogen dan lain-lain.
- Penanya
: Rahmat Fauzan
Pertanyaan :
Mengapa pada kromatogari gas, gas pembawa harus disesuaikan dengan kolom?
Jawaban :
sebenarnya, gas pembawa itu harus disesuaikan dengan detector, bukan dengan
kolom. Karena kolom pada kromatografi hanay merupakan tempat sampel dalam
proses pemisahan. Sementara detectorlah yang merupakan bagian pelaksana proses
pemosahan tersebut. Gas pembawa harus disesuaikan dengan detector, karena
detector memiliki daya sensitivitas yang berbeda-beda. Misalnya detector FID
yang sebaiknya menggunakan gas N2 san gas tekan sebagai gas pembawa, dan
detector TDC sebaiknya digunakan gas He dan gas tekan sebagai gas pembawanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar