|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha
Kuasa karna atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kelompok
Rekayasa Bioproses dengan judul “Prinsip Dasar dan Biokimia Fermentasi ” dengan
lancar. Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam program belajar diperkuliahan . Ucapan terima
kasih tak lupa kami haturkan kepada :
·
Yth. ibu Ir.ERLINA
MARGARETTY,M.Si. selaku dosen pembimbing kami yang telah banyak memberikan
arahan dan motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini
·
Tak lupa kepada keluarga dan kerabat dekat yang
telah banyak membantu kami baik dukungan moril maupun materil
·
Serta teman-teman yang telah banyak membantu dan memberi saran untuk perbaikan
Akhirnya kami selaku penulis berharap, semoga
makalah ini dapat bermanfat bagi kita khususnya bagi proses belajar dan
mengajar. Tak lupa kami juga meminta saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini
Palembang, April 2012
Tim Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL;putribaikhati ………………………………………………………..…………i
KATA PENGANTAR…
………………………….………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….………..iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………..……..…………4
1.2
Rumusan Masalah………………………………..…………….5
1.3
Tujuan Penulisan…………..………….…….………......……..5
1.4
Metode penulisan……………………….….…………..………5
BAB II : PEMBAHASAN(ISI)
1.1 Pengertian
fermentasi (Biokimia) secara umum ..…….……….6
1.2 Produk Fermentasi ……..……………………………………...7
1.3 Metoda Fermentasi ……….………………..……………...…..8
1.4 Proses
Fermentasi ……………………….………….……….9
1.5 Macam-macam
Fermentasi(Karbohidrat)…………………10-13
1.6
Fermentasi
Makanan………..………………………………14-15
1.7 Proses
pemecahan karbohidrat……………………………..16-18
1.8 Biokimia
fermentasi………………………………………....18-22
BAB III : PENUTUP
1.1 Kesimpulan……………………………..…….……………23
1.2 Saran…………………...……………………….…...............23
1.3
Daftar
pustaka………………………………………………24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Ditinjau dari segi biokimia, fermentasi merupakan
aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi yang diperlukan untuk
metabolisme dan pertumbuhannya melalui pemecahan atau katabolisme terhadap
senyawa-senyawa organik secara anaerobik. Proses katabolisme yang berlangsung
secara aerobik disebut respirasi.Reaksi kimia dalam sel-sel hidup yang memegang
peranan penting untuk menghasilkan energi adalah reaksi oksidasi dan reduksi.
Dewasa ini fermentasi mempunyai pengertian yang lebih luas yaitu mencakup
aktivitas metabolisme mikroorganisme baik aerobik maupun anaerobik dimana
terjadi perubahan atau transformasi kimiawi dari substrat organik. Dari segi
mikrobiologi industri fermentasi adalah proses untuk menghasilkan berbagai
produk dengan perantara atau melibatkan mikroorganisme.Teknologi fermentasi
sebagai ilmu terapan yang mendasari industri fermentasi melalui pemanfaatan
secara terpadu berbagai cabang ilmu seperti mikrobiologi, biokimia, kimia,
keteknikan dan beberapa tahun belakangan ini melibatkan rekayasa genetika dan
biologi molekuler, yaitu mulai dari teknik produksi makanan terfermentasi, enzym,
asam-asam amino, vitamin, asam-asam organik, antibiotika dan teknik produksi
biomassa sampai teknik penanganan dan perlakuan air buangan.Dan sekarang masih
banayak mahasiswa yang pengetahuannya akan fermentasi dan biokimia fermentasi
yang banyak manfaat nya ini ,masih sangat kurang.Oleh karena itulah
penulis merasa perlu mengangkat tema “Prinsip dasar dan biokimia fermentasi”
ini sebagai bahan pembelajaran atau pun sumber informasi bagi para pembaca
mengenai prinsip dasar dari fermentasi dan biokimia fermentasi dan sekaligus
sebagai penyelesaian tugas dari dosen pembimbing mata kuliah Rekayasa
Bioproses.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.Apa itu pengertian prinsip dasar fermentrasi dan
biokimia frmentasi
2. Apa saja tipe-tipe fermentasi
3.Apa saja
tahapan fermentasi,macam-macam fermentasi karbohidrat
4.Apa saja
jenis-jenis mikroba yang berperan dalam industri
1.3TUJUAN PENULISAN
1.Menjelaskan tipe fermentasi
yang dibedakan atas pertumbuhan mikroba dan produk
2.Menjelaskan penyebutan beberapa mikroba yang berperan dalam industri
3.Menjelaskan
tahapan fermentasi dan macam-macam fermentasi
karbohidrat
4.Menjelaskan
3 jalur penguraian glukosa menjadi asam piruvat
5.Menjelaskan
reaksi-reaksi metabolisme dan pemecahan(metabolisme) karbohidrat oleh mikroba
1.4.METODE
PENULISAN
1.Studi pustaka :penyusunan karya tulis ini
menggunakan sumber- sumber tertulis yaitu buku-buku sebagai acuan
dalam mencari informasi penulisan.
2.Studi internet dan
analisa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENDAHULUAN
Fermentasi berasal dari bahasa latin
yaitu fervere yang berarti mendidih(to boil),hal ini ternyata merupakan
aktifitas khamir pada ekstrak
buah-buahan atau sekelia.selama fermentasi dihasilkan CO2 sehingga kondisinya
menjadi anaerob. Fermentasi telah dikenal dan
dipraktekkan sejak ribu tahun yang lalu tetapi tanpa disertai dengan
pengetahuan tentang bagaimana proses fermentasi itu berlangsung. Perhatian
terhadap segi ilmiah dari proses fermentasi dimulai sejak publikasi Louis
Pasteur pada tahun 1858, yaitu mengetahui fermentasi asam laktat. Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mikrobiologi dan biokimia, maka dewasa
ini istilah fermentasi telah mempunyai pengertian yang lebih luas.
Ditinjau dari segi biokimia, fermentasi merupakan
aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi yang diperlukan untuk
metabolisme dan pertumbuhannya melalui pemecahan atau katabolisme terhadap
senyawa-senyawa organik secara anaerobik. Proses katabolisme yang berlangsung
secara aerobik disebut respirasi.
Reaksi kimia dalam sel-sel hidup yang memegang peranan
penting untuk menghasilkan energi adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Dewasa
ini fermentasi mempunyai pengertian yang lebih luas yaitu mencakup aktivitas
metabolisme mikroorganisme baik aerobik maupun anaerobik dimana terjadi
perubahan atau transformasi kimiawi dari substrat organik. Dari segi
mikrobiologi industri fermentasi adalah proses untuk menghasilkan berbagai
produk dengan perantara atau melibatkan mikroorganisme.Teknologi fermentasi
sebagai ilmu terapan yang mendasari industri fermentasi melalui pemanfaatan
secara terpadu berbagai cabang ilmu seperti mikrobiologi, biokimia, kimia,
keteknikan dan beberapa tahun belakangan ini melibatkan rekayasa genetika dan
biologi molekuler, yaitu mulai dari teknik produksi makanan terfermentasi,
enzym, asam-asam amino, vitamin, asam-asam organik, antibiotika dan teknik
produksi biomassa sampai teknik penanganan dan perlakuan air buangan.
2.2. PRODUK FERMENTASI
1. Sel – sel Mikroba / Biomassa
Biomassa yang telah diproduksi secara komersial dalam skala
industri terdiri-dari dua macam produk yaitu ragi roti dan protein sel tunggal.
Ragi roti diproduksi secara industri dengan menggunakan isolat Saccharomyces
cerivisiae pilihan dan molases sebagai medium. Isolat pilihan mempunyai sifat
physiologi yang stabil, cepat memfermentasi gula sehingga adonan roti cepat
mengembang, mempunyai daya tahan simpan yang baik tanpa mengalami outolisis dan
cepat tumbuh sehingga dalam waktu singkat dapat memperoleh sel-sel dalam jumlah
yang banyak pada waktu diproduksi
Beberapa spesies khamir merupakan
sumber protein dan vitamin B yang baik, sehingga telah diproduksi secara
komersial untuk digunakan sebagai makanan ternak dan manusia.
2. Enzym
Dapat diperoleh dari tanaman, hewan dan mikroba. Pemanfaatan
mikroba sebagai sumber enzym mempunyai keuntungan yaitu produktivitas mikroba
dalam menghasilkan enzim dapat ditingkatkan dengan mudah dibanding dengan
tanaman dan hewan. Produksi enzim secara komersial misalnya produksi amylase,
protease, pektinase dan glukosa oksidase.
3. Metabolisme Primer dan Metabolisme Sekunder
Metabolit primer adalah senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan
oleh mikroba dan dibutuhkan oleh mikroba untuk pertumbuhannya yaitu asam-asam amino,
nukleutida, protein, asam nukleat, lemak dan karbohidrat. Sedangkan metabolit
sekunder adalah senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroba tetapi tidak
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan misalnya antibiotika, mycotoxin dan
alkoloida.
4. Biokonversi
Sel-sel mikroba dapat digunakan sebagai alat konversi terhadap
senyawa-senyawa kimia tertentu sehingga diperoleh senyawa kimia baru. Beberapa
reaksi dikatalisa oleh mikroba antara lain reaksi dehidrogenasi, hidroksilasi,
kondensasi, dekarboksilasi, aminasi, deaminase dan isomerisasi. Beberapa contoh
konversi mikrobiologi yang sudah dikembangkan adalah produksi asam asetat dari
etanol, aseton dari iso-propanol dan sorbosa dari sarbitol dan juga dapat
memproduksi steroid, antibiotika dan prostaglandin.
2.3. METODA FERMENTASI
1. Tertutup
Pertumbuhan mikroba dapat diamati dengan cara mengukur jumlah
sel atau konsentrasi biomassa. Khususnya kapang, perngamatan pertumbuhan dengan
cara menghitung jumlah sel memerlukan pemisahan sel dari miselum terlebih
dahulu, sehingga lebih efisien jika dilakukan pengukuran konsentrasi biomassa.
Pada fermentasi ini tidak dilakukan
lagi penambahan komponen substrat setelah inokulasi kedalam medium steril
didalam fermentor, kecuali penambahan oksigen (udara steril). Antibuih dan asam
atau basa untuk mengatur pH.
2. Kontinyu
Fermentasi kontinyu larutan nutrien steril dalam volume tertentu
ditambahkan kedalam fermentor secara kontinyu, dan pada saat yang sama larutan
yang berisi sel dan produk-produk metabolisme dikeluarkan dari fermentasi
dengan volume yang sama. Penambahan medium baru dengan kecepatan yang sesuai
dengan menghasilkan keadaan “steady-state”, dimana pembentukan sel-sel baru
sama dengan sel-sel yang dikeluarkan dari fermentor. Jadi dalam keadaan “steady
state”, konsentrasi sel, laju pertumbuhan, konsentrasi nutrien dan konsentrasi
produk tidak mengalami perubahan dengan bertambahnya waktu fermentasi.
3. Fed-Batch
Tindakan penambahan medium baru secara teratur pada kultur
tertutup (batch culture), tanpa mengeluarkan cairan kultur yang ada didalam
fermentor. Jadi pada sistem ini volume kultur makin lama makin bertambah.
2.4.PROSES FERMENTASI
Fermentasi merupakan teknologi
yang memanfaatkan aktivitas mikroba secara
efektif yang bersifat menguntungkan manusia.Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik
yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat
menyebabkan perubahan sifat bahan pangan sebagai akibat pemecahan
komponen-komponen bahan tersebut. Jika cara pengawetan yang lain ditujukan
untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses fermentasi adalah sebaliknya yaitu
memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan metabolismenya. Tetapi jenis
mikroba yang digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir
yang dikehendaki (Winarno et al., 1980).
Ø Hasil-Hasil
Fermentasi
Hasil fermentasi tergantung pada jenis bahan pangan (substrat), macam mikroba dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikrobatersebut.
Mikroba yang bersifat fermentatif dapat mengubah karbohidrat dan
turunan-turunannya menjadi alkohol, asam CO2. Mikroba proteolik dapat memecah
protein dan komponen-komponen nitrogen lainnya sehingga menghasilkan bau busuk
yang tidak diinginkan sedangkan mikroba
lipolitik akan memecah atau menghidrolisis lemak, fosfolipida dan turunannya
dengan menghasilkan bau tengik.
Ø Reaksi Kimia
Fermentasi
Fermentasi adalah suatu reaksi
oksidasi-reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi, dimana sebagai
donor dan aseptor elektron digunakan senyawa organik. Senyawa organik yang biasanya
digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa tersebut akan diubah
oleh reaksi reduksi dengan katalis
enzimmenjadi sutu bentuk lain misalnya aldehida, dan dapat dioksidasi
menjadi asam.Sel-sel yang melakukan fermentasi mempunyai enzim-enzim yang
akan mengubah hasil dari reaksi oksidasi, dalam hal ini adalah asam, menjadi
suatu senyawa yang mempunyai muatan lebih positif sehingga dapat menangkap
elektron atau bertindak sebagai aseptor elektron terakhir dan menghasilkan
energi. Secara lebih jelas reaksi tersebut dapat diterangkan melalui skema
sebagai berikut:
2.5.MACAM-MACAM FERMENTASI
(KARBOHIDRAT)
1.1.Fermentasi
Alkohol
Fermentasi yang
banyak dikenal adalah fermentasi alkohol dari bahan bergula. Proses fermentasi
ini melibatkan khamir jenis Sacharomyces cerevisiae.Sacharomyces cerevisiae mampu memfermentasi beberapa macam gula diantaranya sukrosa,
glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, maltosa dan maltotriosa (Varnam and
Sutherland, 1994). Anonymous(2005a) menambahkan, fermentasi alcohol
dimulai ketika glukosa memasuki sel. Glukosa dipecah oleh Sacharomyces
cerevisiae menjadi asam piruvat, selanjutnya asam piruvat
diubah menjadi CO2, alkohol dan energi untuk sel.
Klasifikasi dari Sacharomyces cerevisiae adalah sebagai berikut:
Divisi :
Eumycophyta
Kelas : Ascomycetes
Ordo :
Sacharomycetales
Famili :
Sacharomycetaceae
Genus :
Sacharomyces
Species : Sacharomyces
cerevisiae
(Anonymous, 2005a)
Mikroba ini tumbuh
sebagai uniseluler berbentuk bola, ovoid, atau sel yang panjang pada ujung
melingkar. Pada medium padat, koloninya biasanya putih atau berwarna krem,
berkubah, halus, diameternya sampai 5 mm dan konsistensinya “butyrous”. Pada
media cair terbentuk sediment,tidak terbentuk pelikel(Fardiaz, 1992)
Menurut Zubaidah
(1998), Sacharomyces cerevisiae mampu memfermentasi sukrosa, glukosa, maltosa, maltotriosa dan
xilosa. Askusnya adalah 1-4, berperan dalam menghasilkan alkohol dan CO2.
Dalam proses fermentasi Sacharomyces cerevisiae dapat menghasilkan enzim heksokinase, L-laktase,
dehidrogenasiglukosa 6-fosfat dehidrogenase dan alcohol dehidrogenase. Sacharomyces
cerevisiaebersifat fermentatif kuat, tumbuh secara bergerombol serta mampu
memproduksi alkohol dan CO2. Anonymous(2005a)
menambahkan, Sacharomyces cerevisiaesebagai
“top fermenting yeast” mampu memproduksi alkohol dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dan tahan terhadap suhu tinggi dibandingkan dengan “bottom fermenting
yeast”. Yeast jenis ini dapat menghasilkan bir dengan rasa yang lebih manis dan
aroma yang lebih terasa.
Gambar 1. Sacharomyces cerevisiae (Anonymous , 2008a)
Suhu optimum
pertumbuhan adalah 24o-26oC dan suhu untuk menghasilkan
produk optimum adalah 28o-32oC. pH optimum pertumbuhannya
adalah 4-5(Fardiaz, 1992).Menurut Anonymous(2005b), pertumbuhan
yeast dapat ditentukan oleh konsentrasi gula atau alkohol yang terlalu tinggi.
Apabila yeast mati sebelum semua gula diubah menjdi alkohol maka akan terjadi
“stuck fermentation”
Ø
Menurut Fardiaz (1992),
fermentasi alcohol meliputi 2 tahap yaitu:
1. Pemecahan rantai karbon jalur EMP(“Embden Mayerhof Parnas”)
menghasilkan karbon teroksidasi yaitu asam piruvat. Jalur EMP terdiri dari
beberapa tahap, masing-masing dikatalis oleh enzim tertentu. Jalur tersebut
ditandai dengan pembentukan fruktosa difosfat menjadi 2 molekul gliseraldehida
fosfat. Reaksi ini dikatalisa oleh enzim aldolase. Kemudian terjadi reaksi
dehidrogenasi gliseraldehide fosfat (fosfogliserida) yang merupakan reaksi oksidasi
yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Reaksi ini dikatalisa oleh enzim
gliseraldehida fosfat dehidrogenase. Atom hidrogen yang terlepas akan ditangkap
oleh nikotinamida-adenin dinukleotida(NAD) membentuk NADH2. Proses
fermentasi dapat berlangsung terus jika NADH2 dapat dikosidasi kembali pada tahap kedua
fermentasi sehingga melepaskan atom hidrogen kembali. Jadi NAD berfungsi
sebagai pembawa hidrogen dalam proses fermentasi.
Menurut Daulay dan
Rahman(1992), hasil akhir proses fermentasi alkohol melalui lintasan
“Emberden-Mayerhof” adalah 92 gram etanol, 88 gram CO2 dan energi(ATP), untuk setiap 180 gram
glukosa. Sehingga secara teoritis, setiap 1 gram glukosa akan menghasilkan 0,51
gram etanol dan 0,49 gram CO2, tetapi dalam prakteknya, jumlah
etanol yang dapat diperoleh tidak lebih dari 90-95% dari perhitungan teoritis.
Hal ini disebabkan karena nutrient yang tersedia dalam medium juga digunakan
untuk pembentukan biomassa dan pemeliharaan sel. Disamping itu pada fermentasi
juga terjadi reaksi-reaksi samping yang biasanya menghasilkan gliserol dan asam
suksinat. Reaksi samping ini diperkirakan mengkonsumsi substrat sebanyak 4-5 %
Ø
Fermentasi alkohol dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Spesies sel khamir
Sel khamir yang biasa
digunakan dalam fermentasi alkohol adalah galur-galur dari species Sacharomyces cerevisiae. Jika digunakan serum susu
(whey) sebagai substrat, perlu digunakan khamir seperti Kluyveromyces
fragilis dan Candida pseudotropicalis yang mampu memefermenatsi laktosa (Wood, 1998)
b. Jumlah sel khamir
Menurut Said(1987)
dalam Rianto(2004), jumlah starter optimum pada fermentasi alkohol adalah
2-5%(v/v)
c. Konsentrasi gula
Menurut Wood (1998),
bahan baku pembuatan cuka dengan kandungan gula tinggi harus diencerkan
terlebih dahulu hingga kandungan gulanya mencapai 10-15%(b/v). Daulay dan
Rahman (1992) menambahkan, sebelum digunakan sebagai bahan baku untuk
memproduksi cuka sari buah yang diekstrak dari buah-buahan perlu dipekatkan
terlebih dahulu atau ditambahkan gula(sukrosa) sampai kandungan gulanya
mencapai 10-25%(b/v)
d. Derajat keasaman(pH)
Menurut Wood(1998),
yeast dapat tumbuh pada kisaran pH 4-4,5.
e. Suhu
Yeast aktif pada
kisaran suhu 0-50oC (Fleet, 1998 dalam Anonymous, 2005b)
sedangkan suhu optimum pertumbuhan dan aktivitasnya selnya adalah 28-35oC
(Daulay dan Rahman, 1992)
f. Oksigen
Selama fermentasi
alkohol berlangsung, diperlukan sedikit oksigen yaitu sekitar 0,05-0,10 mmHg
tekanan oksigen, yang diperlukan sel khamir untuk biosintesa lemak tak jenuh
dan lipid. Jumlah oksigen yang lebih tinggi dapat merangsang pertumbuhan sel
khamir, sehingga produktivitasnya alkohol menjadi lebih rendah(Daulay dan
Rahman, 1992)
1.2 Fermentasi asam asetat
Menurut Anonymous (2005c) , cairan
encer beralkohol akan menjadi asam jika kontak langsung dengan udara. Hal ini
diakibatkan oleh proses perubahan alkohol menjadi asam asetat. Asam asetat
dihasilkan dari fermentasi substrat (larutan yang mengandung pati , larutan
gula atau alkohol misalnya anggur atau “cider” ) oleh bakteri golongan Acetobacter.
Golongan bakteari yang mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat
disebut sebagai asam asetat dan diklasifikasikan kedalam 2 genera yaitu Glukonobacter danAcetobacter. Genus Glukonobacter mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat dan tidak mengoksidasinya
lebih lanjut menjadi karbondioksida dan alkohol karena tidak memiliki sebagian
enzim yang dibutuhkan dalam siklus krebs. Sedangkan genusAcetobecter mampu mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat dan mengoksidasi
asam asetat lebih lanjut menjadi karbondioksida dan air (Anonymous, 2005d)
Bakteri asam asetat mempunyai kemampuan membentuk asam dari
alkohol secara oksidasi. Bakteri ini termasuk bakteri gram negatif yang
bergerak lambat dengan flagella peritrikh. Bakteri ini mirip dengan Pseudomonas tetapi memiliki toleransi terhadap asam yang tinggi, aktifitas
peptollitik yang rendah(Schlegel and Schimdt, 1994).
Klasifikasi bakteri jenis Acetobacter aceti adalah sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Kelas :
Alpha Proteobacteria
Ordo :
Rhodospirillales
Famili : Acetobacteraceae
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter aceti (Anonymous , 2005e)
1.3. Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang
terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi
akibat bekerja terlalu berat.Di dalam sel otot
asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri,
namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi
piruvat
1.4. Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung
dalam keadaan aerob. fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka
(acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih
besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
2.6. FERMENTASI MAKANAN
1. Makanan Bergizi tinggi
- Tempe
Kapang dari jenis Rhizopus merupakan organisme terpenting,
sejumlah spesies yang sering ditemukan dalam tempe adalah Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, Rhizopus
oligosporus. Miselium
Rhizopus orysae lebih panjang dari pada Rhizopus oligosporus, sehingga tempe
yang dihasilkan tampak lebih padat dan kompak, akan tetapi jika tempe yang akan
diproduksi lebih diutamakan nilai gizinya maka Rhizopus oligosporus memegang
peranan penting kare selama fermentasi berlangsung Rhizopus oligosporus
mensintesa lebih banyak enzym amilase.
- Oncom
Jenis kapang yang berperan dikenal 2 macam yaitu oncom merah (Neurospora
sp) dan oncom hitam ( Rhizopus
sp dan Muccor sp). Kapang oncom N. Sitophilamemiliki aktivitas
lipolitik yang tinggi yaitu memproduksi lipase yang menghidrolisa trigliserida
menjadi asam-asam lemak bebas.
2. Produk Fermentasi Asam Laktat
- Susu
Beberapa jenis produk fermentasi susu antara lain : keju,
mentega fermentasi, susu asam, susu bulgaria, yogurt, kefir dan koumiss.
Bakteri yang aktif dalam fermentasi susu adalah Leukonostoc citrovorum tumbuh pada suhu 20ᵒC, Strepcoccus lactis danStreptococcus cremoris tumbuh pada suhu 25ᵒC, Streptococcus thermophilustumbuh pada
suhu 37-45ᵒC dan Lactobacillus
bulgaricus tumbuh
pada suhu 43-46ᵒC.
- Sayur-sayuran
Lactobaliccus mesentroides diketahui sebagai mikroba untuk
mengawali berlangsungnya proses fermentasi dan proses lebih lanjut oleh bakteri
asam laktat yaituLactobacillus brevis, Pediococcus cerivisiae dan
Lactobacillus plantarum.
3. Fermentasi Alkohol
- Tape
Genera mikroorganisme yang terdapat atau sering dijumapi ialah Candida, Endomycopsis, Hansenula, Amylomyses,
Aspergillus, Fusarium, Mucor dan Rhizopus. Organisme yang
terpenting ialah kapang Amylomyces
rouxii tipe calmette
dan kamir Endomycopsis.
- Anggur
Mikroba yang ditambahkan sebagai stater adalah Sacharomyces cerivisae dan Shacaromyces
carlsbergensis.
4. Fermentasi Saus dan Bumbu
- Tauco
Mikroorganisme yang terpenting adalah Aspergilus oryzae, Rhizopus oligosporus,
Lactobacillus delbruckii, Hansenula sp dan Zygosaccharomyces soyae.
- Kecap
Mikroorganisme yang berperan adalah Rhizopus orysae.
- Tarasi
5. Produk Fermentasi lain
- Vinegar
Venegar yang tradisional diproses melalui fermentasi spontan.
Mikroorganisme yang sudah dikomersilkan adalah galur-galur dari spesies Acetobacter aceti,Acetobacter
pasteurianus, Acetobacter peroxidans dan Gluconobacter oxydans.
- Nata de Coco
Bakteri yang berperan adalah Acetobacter
xylinum, bakteri ini tumbuh pada media yang mengandung gula dan
mengubah menjadi selulosa.
Karbohidrat
merupakan substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi.Polisakarida terlebih dahulu akan dipecah menjadi gula sederhana
sebelum difermentasi, misalnya hidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa.
Glukosa kemudian dipecah menjadi senyawa-senyawa lain tergantung dari jenis
fermentasinya.
Ø Proses Fermentasi Karbohidrat
Pada bakteri paling sedikit terdapat
tujuh proses
fermentasi yang berbeda terhadap glukosa. Masing-msing proses
menghasilkan produk-produk yang berbeda, dan masing-masing spesifik terjadi
pada grup bakteri tertentu.
Fermentasi glukosa pada prinsipnya
terdiri dari dua tahap, yaitu:
- Pemecahan
rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang atom
hidrogen, menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi
daripada glukosa.
- Senyawa
yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hidrogen yang
dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-senyawa lain sebagai
hail fermentasi. Reaksi oksidasi tidak dapat berlangsung tanpa reaksi
reduksi yang seimbang. Oleh karena itu, jumlah atom hidrogen yang
dilepaskan dalam tahap pertama fermentasi selalu seimbang dengan jumlah
yang digunakan dalam tahap kedua.
Ø Proses Pemecahan Glukosa/Penguraian
glukosa
Dalam tahap pertama fermentasi
glukosa selalu terbentuk asam piruvat. Pada mikroba dikenal paling sedikit
empat jalur pemecahan glukosa menjadi asam piruvat, yaitu:
- Jalur Embden-Meyehoff-Parnas (EMP)
atau glikolisis, ditemukan pada fungi dan kebanyakan bakteri, serta pada
hewan dan manusia.
- Jalur Entner-Doudoroff (ED),
ditemukan pada beberapa bakteri.
- Jalur Heksosamonofosfat (HMF),
ditemukan pada berbagai organisme.
- Jalur Fosfoketolase (FK),
hanya ditemukan pada bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif.
Jalur EMP terdiri dari beberapa tahap, masing-masing dikatalis oleh
enzim tertentu. Jalur tersebut ditandai dengan pembentukan fruktosa difosfat, dilanjutkan
dengan pemecahan fruktosa difosfat menjadi dua molekul gliseraldehida fosfat. Reaksi ini
dikatalis oleh enzim aldolase. Kemudian terjadi reaksi dehidrogenasi
gliseraldehida fosfat (fosfogliseraldehida) yang merupakan reaksi oksidasi yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim
gliseraldehida fosfat dehidrogenase.Atom hidrogen yang terlepas akan ditangkap
oleh nikotinamida-adenin-dinukleotida (NAD), membentuk NADH2. Proses
fermentasi dapat berlangsung terus jika NADH2 dapat dioksidasi
kembali pada tahap kedua fermentasi sehingga melepakan atom hidrogen kembali.
jadi, NAD berfungsi sebagai pembawa hidrogen dalam proses fermentasi.
Energi yang dilepaskan selama oksidasi
gliseraldehida fosfat cukup untuk membentuk dua molekul
ATP. Karena satu molekul glukosa menghasilkan dua molekul gliseraldehida
fosfat, maka seluruhnya dibentuk empat molekul ATP. tetapi karena dua molekul
ATP dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa difosfat, hanya tinggal
dua molekul ATP yang dapat digunakan untuk pertumbuhan untuk setiap molekul
glukosa yang dipecah. Reaksi keseluruhnnya sebagai berikut:
Dalam jalur ED terbentuki suatu
intermediet unik yaitu 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat (KDFG). Komponen ini
akan dipecah oleh aldolase menjadi triosa yaitu piruvat dan
gliseraldehida-3-fosfat. Komponen yang terakhir ini kemudian dapat masuk
kedalam jalur EMP membentuk molekul piruvat yang kedua dengan melepaskan dua
mol ATP dan satu mol NADH + H+. Reaksi keseluruhannya:
Jalur HMF penting dalam metabolisme mikroba untuk menghasilkan pentosa
yang diperlukan untuk sintesis asam nukleat, beberapa asam amino aromatik dan
vitamin, serta sebagai sumber NADP + H+ yang
diperlukan untuk reaksi biosintesis. Jalur ini disebut juga siklus pentosa,
dimana tidak dihasilkan energi secara langsung, tetapi NADP + H+yang
dibentuk merupakan sumber energi potensial jika masuk ke dalam sistem tranpor
elektron.
Enzim yang berperan dalam jalur HMF adalah transaldolase dan
transketolase. Jalur FK hanya terjadi pada grup bakteri yang tergolong
laktobasili heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan dari jalur HMF,
karena bakteri ini tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa
1,6-difosfat menjadi dua triose-fosfat, dan tidak mempunyai enzim transaldolase
dan transketolase yang penting dalam jalur HMF.Kelompok
mikroba yang mempunyai peranan penting dalam fermentasi
karbohidrat yaitu khamir, kapang dan bakteri serta beberapa spesies
actinomycetes
Ø Proses penguraian glukosa menjadi asam piruvat
·
Jalur hekosa difosfat(HDP),yaitu
jalur Embden-Meyerhoff-Parras atau glikolisa
·
Jalur heksosa monfosfat(HMP),yaitu
jalur Warburg dicken,jalur fosfoketolosa,atau jalur pentosa fosfat
·
Jalur 2 keto-3 deoksi glukonat -6
fosfat (jalur KDGP),atau jalur Entner-Doudoroff.
3.1.BIOKIMIA FERMENTASI
Ø Sejarah
biokimia fermentasi
Eduard Buchner adalah seorang kimiawan Jerman. Ia lahir di Munich pada
20 Mei 1860, putra dari Dr Ernst Buchner, Profesor Luar Biasa of Forensic
Medicine dan dokter di University, dan Friederike née Martin. Pada tahun 1907
ia memenangkan Nobel Kimia untuk karyanya di fermentasi. Buchner memulai studi
dalam bidang kimia pada tahun 1884 bersama Johann Friedrich Wilhelm Adolf
Ritter von Baeyer dan botani bersama profesor Karl von Nägeli di Lembaga Botani
München. Ia mendapatkan gelar doktor pada tahun 1888 dari Universitas München setelah
ia bekerja sama selama beberapa waktu bersama Otto Fischer di Erlangen. Banyak
disangka kalau labu Büchner ditemukan oleh Eduard. Sebenarnya alat laboratorium
kimia ini ditemukan oleh seorang kimiawan industri Ernst Büchner. Dia awalnya ditakdirkan untuk karier
komersial tetapi, setelah kematian dini pada 1872 ayahnya, kakaknya Hans,
sepuluh tahun lebih tua darinya, memungkinkan baginya untuk mengambil
pendidikan yang lebih umum. Dia lulus di Grammar School di tempat kelahirannya
dan setelah masa studi singkat di Munich Polytechnic di laboratorium kimia E.
Erlenmeyer senior, ia mulai bekerja di pabrik pengalengan melestarikan dan,
dengan mana ia kemudian pindah ke Mombach pada Mainz. Masalah-masalah kimia yang sangat
tertarik kepadanya di Politeknik dan pada tahun 1884 ia berpaling segar studi
baru dalam ilmu murni, terutama dalam bidang kimia dengan Adolf von Baeyer dan
botani dengan Profesor C. von Naegeli di Botani Institute, Munich. Terakhir, ia
belajar di bawah pengawasan khusus saudaranya Hans (yang kemudian menjadi
terkenal sebagai seorang ahli bakteriologi), bahwa publikasi pertamanya, Der
Einfluss des Sauerstoffs auf Gärungen (Pengaruh oksigen di fermentations)
melihat cahaya di 1885. Dalam
perjalanan penelitiannya dalam kimia organik, ia mendapat bantuan khusus dan
stimulasi dari T. Curtius dan H. von Pechmann, yang asisten di laboratorium di
masa itu. Lamont Beasiswa yang diberikan oleh Fakultas Filsafat selama tiga
tahun membuatnya mungkin baginya untuk melanjutkan studinya. Setelah satu istilah
di Erlangen di laboratorium Otto Fischer, di mana telah Curtius Sementara itu
ditunjuk sebagai direktur dari departemen analitis, ia mengambil gelar doktor
di University of Munich pada tahun 1888. Tahun berikutnya melihat penunjukan
sebagai Asisten Dosen di laboratorium organik A. von Baeyer, dan pada 1891
Dosen di Universitas.
Dengan cara moneter khusus hibah dari von Baeyer, adalah mungkin bagi Buchner untuk mendirikan laboratorium kecil untuk kimia fermentasi dan untuk memberikan kuliah dan melakukan percobaan pada fermentations kimia. Pada tahun 1893 eksperimen pertama dibuat pada pecahnya sel-sel ragi, tetapi karena Dewan Laboratorium berpendapat bahwa "tidak ada yang akan dicapai oleh ini" - penggilingan dari sel-sel ragi sudah dijelaskan selama 40 tahun , yang kedua pernyataan itu dikonfirmasi oleh penelitian yang akurat literatur - studi tentang isi sel-sel ragi disisihkan untuk tiga tahun. Pada musim gugur 1893 Buchner mengambil alih pengawasan di departemen analitis T. Curtius 'laboratorium di Universitas Kiel dan memantapkan dirinya di sana, yang dianugerahi gelar Profesor pada tahun 1895. Tahun 1896 ia dipanggil sebagai Profesor Luar Biasa untuk Kimia Analitik dan Farmasi di laboratorium kimia H. von Pechmann di Universitas Tübingen. Selama liburan musim gugur tahun yang sama dengan penelitian-penelitian ke dalam isi sel ragi itu berhasil recommenced di Hygienic Institute di Munich, di mana kakaknya berada di Dewan Direksi. Sekarang dia dapat bekerja pada skala yang lebih besar sebagai fasilitas yang diperlukan dan dana yang tersedia. Pada 9 January 1897, hal itu mungkin untuk mengirim kertas pertamanya, Über Garung alkoholische ohne Hefezellen (Pada fermentasi alkohol tanpa ragi sel), ke editor Chemischen Berichte der Deutschen Gesellschaft. Pada bulan Oktober, 1898, ia ditunjuk ke Dewan Kimia Umum di College Pertanian di Berlin dan dia juga memegang lectureships kimia pertanian dan percobaan-percobaan kimia pertanian serta pada pertanyaan fermentasi industri gula. Dalam rangka untuk mendapatkan bantuan yang memadai untuk penelitian ilmiah, dan untuk dapat benar-benar melatih para asistennya sendiri, ia menjadi habilitated di Universitas Berlin pada tahun 1900. Pada tahun 1909 ia dipindahkan ke Universitas Breslau dan dari sana, pada tahun 1911, untuk Würzburg. Hasil penemuan Buchner pada fermentasi alkohol gula yang ditetapkan dalam buku Die Zymasegärung (peragian), 1903, bekerjasama dengan saudaranya Profesor Hans Buchner dan Martin Hahn. Ia dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1907 untuk biokimia penyelidikan dan penemuan non-selular fermentasi. Pada tahun 1900 Buchner menikahi Lotte Stahl. Dalam Perang Dunia I ia menjabat sebagai mayor di sebuah rumah sakit lapangan yang ada di Fokschan (Kerajaan Rumania). Pada tanggal 3 Agustus 1917 Buchner terluka. Luka-luka ini diterima dalam aksinya yang selalu di depan, dan kemudian akibat luka itu ia meninggal 9 hari kemudian di Munich tepatnya pada tanggal 12 Agustus 1917
Dengan cara moneter khusus hibah dari von Baeyer, adalah mungkin bagi Buchner untuk mendirikan laboratorium kecil untuk kimia fermentasi dan untuk memberikan kuliah dan melakukan percobaan pada fermentations kimia. Pada tahun 1893 eksperimen pertama dibuat pada pecahnya sel-sel ragi, tetapi karena Dewan Laboratorium berpendapat bahwa "tidak ada yang akan dicapai oleh ini" - penggilingan dari sel-sel ragi sudah dijelaskan selama 40 tahun , yang kedua pernyataan itu dikonfirmasi oleh penelitian yang akurat literatur - studi tentang isi sel-sel ragi disisihkan untuk tiga tahun. Pada musim gugur 1893 Buchner mengambil alih pengawasan di departemen analitis T. Curtius 'laboratorium di Universitas Kiel dan memantapkan dirinya di sana, yang dianugerahi gelar Profesor pada tahun 1895. Tahun 1896 ia dipanggil sebagai Profesor Luar Biasa untuk Kimia Analitik dan Farmasi di laboratorium kimia H. von Pechmann di Universitas Tübingen. Selama liburan musim gugur tahun yang sama dengan penelitian-penelitian ke dalam isi sel ragi itu berhasil recommenced di Hygienic Institute di Munich, di mana kakaknya berada di Dewan Direksi. Sekarang dia dapat bekerja pada skala yang lebih besar sebagai fasilitas yang diperlukan dan dana yang tersedia. Pada 9 January 1897, hal itu mungkin untuk mengirim kertas pertamanya, Über Garung alkoholische ohne Hefezellen (Pada fermentasi alkohol tanpa ragi sel), ke editor Chemischen Berichte der Deutschen Gesellschaft. Pada bulan Oktober, 1898, ia ditunjuk ke Dewan Kimia Umum di College Pertanian di Berlin dan dia juga memegang lectureships kimia pertanian dan percobaan-percobaan kimia pertanian serta pada pertanyaan fermentasi industri gula. Dalam rangka untuk mendapatkan bantuan yang memadai untuk penelitian ilmiah, dan untuk dapat benar-benar melatih para asistennya sendiri, ia menjadi habilitated di Universitas Berlin pada tahun 1900. Pada tahun 1909 ia dipindahkan ke Universitas Breslau dan dari sana, pada tahun 1911, untuk Würzburg. Hasil penemuan Buchner pada fermentasi alkohol gula yang ditetapkan dalam buku Die Zymasegärung (peragian), 1903, bekerjasama dengan saudaranya Profesor Hans Buchner dan Martin Hahn. Ia dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1907 untuk biokimia penyelidikan dan penemuan non-selular fermentasi. Pada tahun 1900 Buchner menikahi Lotte Stahl. Dalam Perang Dunia I ia menjabat sebagai mayor di sebuah rumah sakit lapangan yang ada di Fokschan (Kerajaan Rumania). Pada tanggal 3 Agustus 1917 Buchner terluka. Luka-luka ini diterima dalam aksinya yang selalu di depan, dan kemudian akibat luka itu ia meninggal 9 hari kemudian di Munich tepatnya pada tanggal 12 Agustus 1917
3.1.BIOKIMIA FERMENTASI
Ø Definisi biokimia fermentasi
Webster’s dictionary: Bios = Yunani, artinya “hidup” “Kimia mahluk
hidup; Ki mia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan.”WebNet dictionary:
“Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam
tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi
kimia
Eduard Buchner adalah seorang kimiawan
Jerman. Ia lahir di Munich pada 20 Mei 1860, putra dari Dr Ernst Buchner,
Profesor Luar Biasa of Forensic Medicine dan dokter di University, dan
Friederike née Martin.Dan dial adalah orang yang pertama kali mencetuskan
biokimia fermentasi.
Ø Pengertian biokimia
Penggunaan mahluk hidup atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang
atau jasa secara industri.
Ø Biokimia fermentasi
• Pada reaksi-reaksi katabolisme-anabolisme
ATP dan nikotin adenin di nucleotide yang tereduksi (NADH) adalah kunci utama
dalam fermentasi.
• Fermentasi terjadi bila produk
fermentasi kandungannya lebih rendah dari substrat yang difermentasi.
• Reaksi-reaksi metabolisme ada dua yaitu
– Proses disimilasi (katabolisme) dapat menghasilkan
hasil antara dan energi oleh mikrobia.
– Proses asimilasi (biosintesa/anabolisme) atau reaksi
yang dapat mensintesa konstituen-konstituen sel dan produk akhir lainnya sesuai
sifat mikrobia.
• Fermentasi asam laktat yaitu homolaktat dan
heterolaktat
• Fermentasi homolaktat mengikuti jalur HDP lalu
dengan ensim laktat dehidrogenase, asam piruvat dirubah jadi asam laktat.
• Fermentasi heterolaktat mengikuti jalur HMP.
Asetilfosfat diubah menjadi asetil KoA. Oleh ensim asetaldehida dehidrogenasa
dan alkohol.
- Dehidrogenase akan dihasilkan alkohol. Piruvat
oleh ensim laktat dihdrogenase dirubah menjadi asam laktat
3.2.Macam- macam fermentasi Biokimia :
1.
Fermentasi asam propionat
Ø
Fermentasi asam
propionat
Ø
Bakteri asam propionat
menghasilkan asam propionat dari karbonat, lalu hasil lainnya asam asetat dan
CO2
Ø
Contoh bakteri asam
propionat: Propionibacterium, Clostridium propionicum, Peptostreptococcus elsdeni
2.Fermentasi alkohol oleh khamir (Saccharomyces)
3.Fermentasi asam laktat
Ø
Fermentasi asam laktat
yaitu homolaktat dan heterolaktat
Ø
Fermentasi homolaktat
mengikuti jalur HDP lalu dengan ensim laktat dehidrogenase, asam piruvat
dirubah jadi asam laktat.
Ø
Fermentasi heterolaktat
mengikuti jalur HMP. Asetilfosfat diubah menjadi asetil KoA. Oleh ensim
asetaldehida dehidrogenasa dan alkohol.
Ø
Dehidrogenase akan
dihasilkan alkohol. Piruvat oleh ensim laktat dihdrogenase dirubah menjadi asam
laktat.
4.Fermentasi asam butirat
Ø
Bakteri asam butirat
antara lain Clostridium, Butyrivibrio, Eubacterium, Fusobacterium.
Selain asam butirat dihasilkan pula asetat, aseton, isopropanol, butanol CO2
dan H2.
5.Fermentasi asam campur butanediol
Ø
Fermentasi asam campur
dilakukan oleh jenis :
Ø
Jenis Enterobacterioceae,
genus Escherichia, Salmonella dan Shigella. Hasilnya asam laktat, asetat,
suksinat dan formiat, CO2, H2 dan etanol.
Ø
Pada fermentasi
butanediol, asam-asam organik yang dihasilkan sedikit, lebih banyak CO2,
etanol dan menghasilkan senyawa khusus 2,3 butanediol. Bakteri yang berperanan:
Enterobacter seratia dan Erwinia.
6.Fermentasi senyawa
nitrogen organic
Fermentasi senyawa
nitrogen organik, dibagi menjadi 3 macam :
Ø Fermentsi asam amino tunggal
Ø Fermentasi sepasang amino (reaksi stickland)
Ø Fermentasi senyawa nitrogen heterosiklik
Ø Bakteri yang berperanan Clostridium. Contoh
fermentasi glisin, treonin, glutamat, lisin dan sebagainya.
BAB III
Penutup
1.1.Kesimpulan
:
Ø
Fermentasi jika dilihat dari segi
biokomia merupakan aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi yang
diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhannya melalui pemecahan atau
katabolisme terhadap senyawa-senyawa organik secara anaerobik. Proses
katabolisme yang berlangsung secara aerobik disebut respirasi.
1.2.Saran:
Ø Banyak sekali keuntungan dan ilmu apabila
kita selaku mahasiswa dan pejuang pedidikan mempelajari dan mengembangan
prinsip-prinsip dasar dan biokomia fermentasi,baik dari segi ilmu maupun dari
segi ekonomis yang akan dihasilkan dari produ-produk fermentasi ini.Maka dari
itu sebagai saran,kami selaku penulis menghimbau kepada kita semua untuk dapat
mengembangkan dan mempelajari secara serius dari prinsip dasar fermentasi dan
biokimia fermentasi
1.3. Daftar pustaka
Ø
Modul
(bahan ajar kuliah)rekayasa bioproses,2012,jurusan teknik kimia,politeknik
negeri sriwijaya,Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar